Seramnya Kampung Kelahiranku, Dua Kali Didatangi Acara Misteri
Jembatan sekaligus bendungan ini (Sabo Dam Cimanuk) adalah proyek dari Wika yang bertujuan untuk mengurangi debit air Cimanuk agar volume air di hilir (Indramayu) tidak berlebih yang menyebabkan banjir. Proyek ini dimulai pada tahun 2005, dimulai dengan pembebasan lahan persawahan dan perkebunan untuk akses jalan menuju sungai ini. Dilaksanakan dengan beberapa tahap setiap musim kemarau. Selesai sebelum tahun 2009, untuk tepatnya saya lupa, pokoknya kelas XII SMA bekas proyek ini seperti terbengkalai. Meskipun ada beberapa kali pengecekan bahkan pembuatan rambu peringatan bahaya bencana.
Jauh sebelum proyek ini, sungai ini memiliki jembatan sederhana dari bambu, yang menghubungkan kecamatan Cibatu dan Kecamatan Leuwigoong. Untuk mencapainya pun tidak mudah harus menuruni jalan yang terjal dan licin diantara pepohonan rimbun. Dulu saya sering main ke sini untuk sekedar belajar berenang di Cimanuk. Masih ingat saya hampir tenggelam, tapi teman-teman malah menertawakan saya. Untuk cerita gaibnya, jujur saya tidak pernah mengalami ataupun mendengar dari area jembatan ini. Ada juga kalau kebun yang di atasnya di sebelah selatan.
Sejak pembangunan jalan dan bendungan ini, kampung kami menjadi semacam area wisata, terutama pada saat bulan ramadhan untuk ngabuburit. Namun saat ini hanya anak-anak remaja alay saja yang "berwisata" ke jembatan bangunan ini.
Dua Dunia Trans7
Bagi yang belum menyaksikan cerita mistis apa yang ada di jembatan ini silahkan tonton videonya
https://youtu.be/LiqQ_kwVwKY
Video ini ditayangkan pada April 2014. Pada saat syuting itu saya sedang berada di Bandung untuk melamar kerja, jadi tak tahu apa-apa. Yang saya heran kenapa Wa Nding yang jadi narasumber. Tokoh masyarakat dari kampung (bahkan desa sebelah), tokoh dari Asem Kulon mana??? :D
Berikut videonya
https://youtu.be/_8dvYveLb5I
Yah baru kali kampung Asem Kulon ini masuk TV, tapi tidak dengan Kecamatan CIbatu. Kami masih punya banyak wisata alam, wisata kuliner, wisata sejarah, wisata mistis dan wisata lainnya, tunggu artikel saya tentang Cibatu selanjutnya. Bye bye.
Oh iya yang mau melihat lewat google map, atau layanan maps yang lain, silahkan ketikkan koordinat ini di pencarian maps google
Oh look it my mom house. Hehehe jadi punya ide buat men-streetview Lembang
https://youtu.be/LiqQ_kwVwKY
Video ini ditayangkan pada April 2014. Pada saat syuting itu saya sedang berada di Bandung untuk melamar kerja, jadi tak tahu apa-apa. Yang saya heran kenapa Wa Nding yang jadi narasumber. Tokoh masyarakat dari kampung (bahkan desa sebelah), tokoh dari Asem Kulon mana??? :D
Mister[i] Tukul Jalan-jalan
Untuk kedua kalinya beberapa bulan yang lalu tepatnya Februari 2015, kampung kami pada heboh lagi. Soalnya ada artis fenomenal, mas Tukul, :) . Sore-sore sudah ada yang survei lokasi. Barulah pada malam setelah isya acara di mulai. Berbeda dengan acara Dua Dunia yang lebih menonjolkan dunia gaib itu ada yang baik dan ada yang jahat, acara Mister[i] Tukul jalan-jalan ini, lebih mengexplore gaib jahat di setiap acaranya, tidak terkecuali pada kampung saya ini. Untuk kali ini saya berada di sini, tapi tidak ikut melihat, saya sedang asyik main komputer gak bisa diganggu! :DBerikut videonya
https://youtu.be/_8dvYveLb5I
Yah baru kali kampung Asem Kulon ini masuk TV, tapi tidak dengan Kecamatan CIbatu. Kami masih punya banyak wisata alam, wisata kuliner, wisata sejarah, wisata mistis dan wisata lainnya, tunggu artikel saya tentang Cibatu selanjutnya. Bye bye.
Google streetview gerbang ke Asem Kulon |
terbengkalai |
-7.095202, 107.979552
Tak dikira ternyata Cibatu juga udah kebagian streetview google, Kurang update nih kirain di kota besar aja ternyata di kampung juga udah ada StreetView :D ya.. meskipun cuma jalan utama aja..Oh look it my mom house. Hehehe jadi punya ide buat men-streetview Lembang
Komentar
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar, kritik, saran atau apa saja yang penting sopan dan tidak SARA ya....
Jika ada pertanyaan atau request yang penting, bisa hubungi Admin di How to Contact
Terima kasih,
Dadan Purnama