Mimpi.....




Masih ingat dengan artikel saya yang dahulu tentang mimpi memeluk ibu? Kali ini saya juga akan menceritakan sedikit tentang mimpi saya kemarin malam. Tadi malam saya bermimpi tentang Diana Nurul Utami. Begini ceritanya:
Saya melihat Diana sedang berjalan berdua dengan seorang laki-laki. Lalu saya berpapasan dengan mereka dan akhirnya saya tahu bahwa laki-laki itu adalah calon suaminya. Tiba-tiba saja saya memukul calon suaminya itu dan terjadilah perkelahian, sampai akhirnya kami dipisah oleh Diana sendiri. Tak berapa lama kemudian mereka pergi, tapi saya membuntutinya. Di dalam sebuah rumah laki-laki itu ternyata akan memperkosa Diana. Dengan sigap saya langsung mencegah dan berkelahi dengan laki-laki itu. Diana berterima kasih dan kami berjalan berdua.  Membuatku senang dan gimana gitu rasanya...
Itulah mimpi saya kemarin malam.
Lalu apa yang terjadi pada dunia nyata? tak terjadi apa-apa tentang Diana. Namun terjadi sesuatu hal yang membuat saya mengucapkan syukur. Siang hari ketika saya berangkat kerja, saya naik angkot yang masih kosong. otomatis angkot itu menunggu penumpang lain. Dari kejauhan tampak seorang gadis berumur 17-19 tahun. Ia nampak cantik, dengan mengenakan busana muslim yang begitu sederhana namun terlihat mewah, karena warnanya yang begitu menyala. Sudah manis, cantik, putih, sholehah lagi jadi mengingatkanku pada Suci RF.
Tak berhenti memandanginya sampai - sampai ia naik angkot yang sama denganku. Aku selalu curi pandang melihatnya. namun aku harus cukup mensyukuri nikmat penglihatanku karena harus berganti angkot. Dia angkot yang kedua aku duduk tepat di depan pintu, karena yang di dalam sudah penuh. Seperti biasa meski sudah penuh angkot itu tetap menaikkan penumpang, kami terpaksa berjejal dalam angkot itu. Sampai akhirnya ada yang mau "mengalah" dan turun dari angkot itu. Tiga orang yang turun dari angkot itu tetap menyisakan satu bangku kosong saja.
Angkot ini kemudian berhenti dan menaikkan seorang penumpang lagi, namun tak disangka tak diduga tangan saya menyentuh paha penumpang yang baru naik tersebut. Saya lihat dia cuma mengenakan rok mini setinggi paha saja. Dia tak berkata apa-apa cuma senyum saja. angkot itu berhenti lagi dan menaikkan lagi penumpang, terpaksa lagi kami berjejal dan tak sengaja membuat tangan saya menyentuh paha dia lagi. Saya segera minta maaf agar terhindar dari masalah. Ia hanya tersenyum, karena gak mau terlibat lebih jauh akhirnya saya sendiri yang turun dari angkot.

Tak ada kesimpulan.
Website Promotion

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem, Cara Kerja, Cara Melacak dan Jasa Lacak Posisi Seseorang dari Nomor HP

Bereksperimen dengan Raket Nyamuk

Teori dan Rangkaian Transistor Sebagai Penguat Arus